Apa itu Low vision?

Apa itu Low vision? Low vision, atau gangguan penglihatan rendah, adalah kondisi di mana seseorang mengalami penurunan tajam penglihatan yang tidak dapat diperbaiki sepenuhnya dengan kacamata, lensa kontak, ataupun operasi.

Meskipun tidak sampai buta total, low vision dapat significantly membatasi kemampuan seseorang dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Low vision berbeda dengan kebutaan. Pada low vision, individu masih memiliki sisa penglihatan, meskipun terbatas. Sisa penglihatan ini dapat berupa kemampuan melihat cahaya, bentuk, angka, dan huruf, namun dengan tingkat kejernihan yang rendah.

Gejala Low Vision

Gejala low vision bervariasi pada setiap individu, namun beberapa yang umum terjadi adalah:

  • Penglihatan kabur atau buram, bahkan pada jarak dekat.
  • Kesulitan melihat dalam cahaya redup.
  • Sulit melihat detail halus, seperti membaca teks kecil atau melihat wajah orang dari kejauhan.
  • Lapangan pandang yang menyempit.
  • Mata lelah atau sakit setelah melakukan aktivitas yang melibatkan penglihatan, seperti membaca atau menonton televisi.

Penyebab Low Vision

Low vision dapat disebabkan oleh berbagai macam kondisi, seperti:

  1. Degenerasi makula, yaitu kerusakan pada bagian tengah retina yang bertanggung jawab atas penglihatan tajam.
  2. Katarak, yaitu kekeruhan pada lensa mata yang dapat menyebabkan penglihatan kabur.
  3. Glaukoma, yaitu penyakit yang merusak saraf optik dan dapat menyebabkan hilangnya penglihatan secara bertahap.
  4. Retinopati diabetik, yaitu komplikasi diabetes yang dapat merusak pembuluh darah di retina.
  5. Cacat mata sejak lahir, seperti retinitis pigmentosa.
  6. Cedera mata.

Dampak Low Vision

Low vision dapat berdampak signifikan pada kehidupan individu, baik secara fisik, sosial, maupun emosional. Dampak fisiknya dapat berupa kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti membaca, menulis, mengemudi, dan mengenali wajah orang. Dampak sosialnya dapat berupa isolasi sosial dan kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain. Dampak emosionalnya dapat berupa kecemasan, depresi, dan frustrasi.

Penanganan Low Vision

Meskipun low vision tidak dapat disembuhkan, ada beberapa cara untuk menanganinya dan membantu individu dengan low vision untuk menjalani kehidupan yang lebih mandiri dan produktif. Penanganan low vision dapat bervariasi tergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Berikut beberapa cara yang umum dilakukan:

  1. Penggunaan alat bantu penglihatan, seperti kacamata khusus, lensa kontak, teleskop mini, dan kaca pembesar.
  2. Terapi penglihatan, untuk membantu individu dengan low vision memaksimalkan sisa penglihatan mereka dan mempelajari cara-cara baru untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
  3. Modifikasi lingkungan, seperti meningkatkan pencahayaan, menggunakan huruf besar, dan memasang tanda-tanda yang mudah dilihat.
  4. Dukungan emosional, untuk membantu individu dengan low vision mengatasi rasa cemas, depresi, dan frustrasi.

Low vision dapat menjadi kondisi yang menantang, namun dengan penanganan yang tepat, individu dengan low vision dapat belajar untuk hidup mandiri dan produktif.

Pencegahan Low Vision

Beberapa penyebab low vision, seperti degenerasi makula dan retinopati diabetik, tidak dapat dicegah. Namun, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terkena low vision, seperti:

  • Melakukan pemeriksaan mata secara rutin, terutama bagi mereka yang memiliki risiko tinggi terkena low vision, seperti orang tua, penderita diabetes, dan orang dengan riwayat keluarga low vision.
  • Menjaga kesehatan mata, dengan makan makanan yang sehat, berhenti merokok, dan mengontrol tekanan darah.
  • Melindungi mata dari sinar matahari, dengan menggunakan kacamata hitam yang memiliki perlindungan UV.

Dengan memahami low vision, termasuk gejala, penyebab, dampak, dan cara penanganannya, diharapkan individu dengan low vision dan orang-orang di sekitar mereka dapat lebih memahami kondisi ini dan memberikan dukungan yang tepat.

Bagikan Ke: