Pengertian Bipolar: Gangguan Suasana Hati yang Kerap Disalahpahami

Pengertian Bipolar

Gangguan bipolar adalah kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang ekstrem, mulai dari episode mania atau hipomania (kondisi sangat bersemangat atau mudah tersulut emosi) hingga episode depresi yang mendalam. Meski sering kali dikaitkan dengan perubahan mood yang biasa dialami banyak orang, gangguan bipolar merupakan kondisi yang kompleks dan memerlukan diagnosis serta penanganan medis yang tepat.

Dalam dunia medis, bipolar dikenal juga sebagai bipolar disorder atau gangguan afektif bipolar. Istilah ini menggambarkan adanya dua kutub emosi—”bi” berarti dua, dan “polar” berarti kutub—yang menjadi ciri khas dari kondisi ini. Artikel ini akan mengulas lebih jauh mengenai pengertian bipolar, gejala, penyebab, hingga cara penanganannya.

Apa Itu Bipolar?

Bipolar adalah gangguan mental kronis yang menyebabkan perubahan suasana hati secara drastis dan tidak stabil. Individu yang mengalami bipolar bisa merasa sangat bahagia dan energik dalam satu periode, lalu tiba-tiba jatuh ke dalam kesedihan yang dalam di periode lainnya. Kedua kondisi ini dapat terjadi secara bergantian dalam hitungan hari, minggu, bahkan bulan.

Gangguan bipolar tidak sekadar perubahan mood biasa. Perbedaan utamanya terletak pada tingkat keparahan dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari. Ketika seseorang berada dalam fase mania, mereka bisa merasa sangat percaya diri, berbicara sangat cepat, sulit tidur, bahkan membuat keputusan impulsif. Sebaliknya, saat depresi, mereka bisa merasa tidak berharga, kehilangan minat, bahkan berpikir untuk menyakiti diri sendiri.

Baca juga: Perbedaan Psikolog dan Psikiater

Jenis-Jenis Gangguan Bipolar

Menurut American Psychiatric Association, gangguan bipolar terbagi menjadi beberapa tipe utama, yaitu:

Bipolar I

Jenis ini ditandai dengan setidaknya satu episode mania yang berlangsung minimal 7 hari atau cukup parah hingga memerlukan rawat inap. Episode ini biasanya diselingi atau diikuti oleh episode depresi berat.

Bipolar II

Pada tipe ini, penderita mengalami pola episode depresi berat yang diselingi dengan episode hipomania (mania ringan). Meskipun tampak lebih ringan, bipolar II bukan berarti lebih mudah ditangani, karena depresi yang dialami bisa sangat mengganggu.

Cyclothymic Disorder (Cyclothymia)

Merupakan bentuk bipolar yang lebih ringan, dengan episode hipomania dan depresi ringan selama minimal dua tahun. Namun, gejalanya tidak memenuhi kriteria lengkap untuk didiagnosis sebagai bipolar I atau II.

Gejala Umum Bipolar

Gejala gangguan bipolar dapat bervariasi tergantung pada fasenya. Berikut adalah beberapa gejala yang sering muncul:

Gejala Mania/Hipomania:

  • Energi meningkat secara drastis
  • Rasa percaya diri yang berlebihan
  • Tidak membutuhkan banyak tidur
  • Berbicara dengan cepat dan terus-menerus
  • Pikiran berlomba-lomba
  • Perilaku impulsif (misalnya boros belanja, keputusan bisnis berisiko)
  • Mudah tersinggung atau marah

Gejala Depresi:

  • Merasa sangat sedih, putus asa, atau kosong
  • Kehilangan minat terhadap aktivitas yang biasanya disukai
  • Mudah lelah dan kurang energi
  • Perubahan pola makan atau tidur
  • Sulit berkonsentrasi
  • Pikiran untuk bunuh diri

Penyebab dan Faktor Risiko

Hingga saat ini, penyebab pasti gangguan bipolar belum sepenuhnya dipahami. Namun, sejumlah faktor diduga berperan dalam berkembangnya gangguan ini, antara lain:

  • Genetik: Risiko bipolar meningkat jika ada riwayat keluarga dengan kondisi serupa.
  • Faktor biologis: Ketidakseimbangan neurotransmiter di otak diyakini berpengaruh terhadap munculnya gejala bipolar.
  • Lingkungan: Stres berat, trauma masa kecil, atau kejadian besar dalam hidup dapat memicu episode bipolar, terutama pada individu yang sudah memiliki kecenderungan genetik.

Cara Penanganan Gangguan Bipolar

Gangguan bipolar tidak bisa disembuhkan sepenuhnya, tetapi gejalanya dapat dikendalikan dengan penanganan yang tepat. Berikut beberapa metode yang umum digunakan:

  1. Pengobatan: Obat-obatan seperti penstabil mood, antidepresan, dan antipsikotik dapat membantu mengelola gejala.
  2. Psikoterapi: Terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi interpersonal bisa membantu pasien memahami pola pikir dan emosi mereka.
  3. Perubahan gaya hidup: Tidur teratur, olahraga, serta menghindari alkohol dan narkoba sangat penting dalam pengelolaan bipolar.

Dukungan dari keluarga, teman, dan lingkungan sekitar sangat membantu dalam proses pemulihan. Selain itu, edukasi publik mengenai bipolar penting untuk mengurangi stigma terhadap penderita gangguan mental. Banyak orang dengan bipolar dapat hidup produktif dan stabil asalkan mendapat perawatan dan dukungan yang memadai.

Kesimpulan: Bipolar bukanlah sekadar perubahan suasana hati biasa. Ini adalah kondisi medis yang serius dan kompleks, namun bukan tanpa harapan. Dengan penanganan yang tepat, penderita bipolar dapat tetap menjalani hidup secara normal dan berkualitas. Masyarakat pun diharapkan semakin terbuka dan peduli terhadap pentingnya kesehatan mental, agar penderita gangguan ini tidak merasa sendiri dalam perjuangan mereka.

Bagikan Ke: