Perbedaan Nilai Tukar Tetap dan Fleksibel

Berikut perbedaan nilai tukar tetap dan fleksibel. Nilai tukar tetap dan nilai tukar fleksibel merupakan dua sistem nilai tukar, berbeda dalam arti bila nilai tukar suatu negara dikaitkan dengan mata uang lain atau harga emas, disebut nilai tukar tetap.

Sedangkan jika bergantung pada penawaran dan permintaan jumlah uang di pasar disebut nilai tukar fleksibel.

Depresiasi Rupiah terhadap dolar AS menjadi berita utama di hampir semua media online harian, sejak beberapa tahun terakhir. Tidak hanya Indonesia tetapi perhatian utama kebijakan moneter semua negara fokus pada stabilisasi nilai tukar.

Baca juga: Perbedaan Uang dan Mata Uang

Namun, sebagian besar masyarakat masih belum mengetahui tentang fluktuasi mata uang di pasar internasional karena mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup.

Pertama-tama, Anda perlu tahu apa itu nilai tukar? Sesuai dengan namanya, ini adalah nilai tukar mata uang suatu negara (dikonversi) dengan mata uang negara lain. Sistem nilai tukar mengacu pada seperangkat aturan internasional yang mengatur pengaturan nilai tukar dan pasar valuta asing.

Pengertian Nilai Tukar Tetap

Nilai Tukar Tetap, juga dikenal sebagai nilai tukar terpatok, dimana pemerintah dan bank sentral berupaya untuk menjaga nilai mata uang tetap terhadap nilai mata uang lainnya, disebut nilai tukar tetap. Dalam sistem ini, fleksibilitas nilai tukar (jika ada) diperbolehkan, berdasarkan pengaturan IMF (International Monetary Fund), namun sampai batas tertentu.

Di Indonesia, ketika harga mata uang ditetapkan, harga resmi mata uangnya dalam mata uang cadangan dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Setelah penentuan nilai tukar, BI berjanji untuk membeli dan menjual valuta asing, dan pembelian dan penjualan swasta ditunda. BI melakukan perubahan nilai tukar (jika diperlukan).

Pengertian Nilai Tukar Fleksibel

Sistem moneter yang nilai tukarnya ditentukan berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran disebut nilai tukar fleksibel atau mengambang. Posisi ekonomi suatu negara menentukan permintaan dan penawaran pasar terhadap mata uangnya.

Dalam sistem ini, harga mata uang ditentukan oleh pasar, dibandingkan dengan mata uang lainnya, yaitu semakin tinggi permintaan terhadap suatu mata uang tertentu, maka semakin tinggi nilai tukarnya.

Jika semakin rendah permintaannya, maka semakin rendah nilai mata uang tersebut dibandingkan dengan mata uang lainnya. Oleh karena itu, nilai tukar tidak berada di bawah kendali pemerintah atau bank Indonesia.

Perbedaan Nilai Tukar Tetap dan Fleksibel

Poin-poin berikut ini patut diperhatikan sehubungan dengan perbedaan antara nilai tukar tetap dan fleksibel:

  1. Nilai tukar yang ditetapkan dan dipertahankan oleh pemerintah pada tingkat yang sama disebut nilai tukar tetap. Nilai tukar yang bervariasi sesuai dengan variasi kekuatan pasar disebut nilai tukar fleksibel.
  2. Nilai tukar tetap ditentukan oleh pemerintah atau bank sentral negara tersebut. Di sisi lain, nilai tukar fleksibel ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran.
  3. Dalam nilai tukar tetap, penurunan nilai mata uang disebut devaluasi dan kenaikannya disebut revaluasi. Sebaliknya, dalam sistem nilai tukar fleksibel, penurunan harga mata uang dianggap sebagai depresiasi dan kenaikannya dianggap sebagai apresiasi.
  4. Spekulasi adalah hal biasa dalam nilai tukar fleksibel. Sebaliknya, dalam kasus nilai tukar tetap, spekulasi terjadi ketika terdapat rumor mengenai perubahan kebijakan pemerintah.
  5. Dalam nilai tukar tetap, mekanisme penyesuaian diri beroperasi melalui variasi jumlah uang beredar, tingkat bunga dalam negeri, dan harga. Berbeda dengan nilai tukar fleksibel yang berfungsi menghilangkan ketidakstabilan eksternal melalui perubahan nilai tukar mata uang.

Karena kedua sistem nilai tukar memiliki aspek positif dan negatifnya. Para ekonom tidak mungkin mencapai kesimpulan tertentu, sehingga perdebatan menjadi tidak pasti, karena argumen tandingan terus bermunculan dari kedua sistem.

Bagikan Ke: