Pahami apa itu stalking, ciri-ciri, dan dampaknya yang berbahaya. Pelajari cara menghadapi dan mengatasi perilaku stalking, baik di dunia nyata maupun media sosial, untuk menjaga diri dari ancaman.
Pernah nggak sih kamu merasa ada seseorang yang tiba-tiba muncul di setiap postingan, selalu ngelike foto lama, atau tiba-tiba nongol di tempat yang kamu kunjungi? Kalau iya, bisa jadi itu namanya stalking.
Istilah ini sering dipakai anak muda, terutama di era media sosial sekarang. Tapi sebenarnya, stalking itu apa sih, dan kenapa bisa jadi masalah?
Apa Itu Stalking?
Secara simpel, stalking adalah tindakan mengamati, mengikuti, atau mencari tahu tentang orang lain secara berlebihan, baik di dunia nyata maupun di dunia maya, tanpa persetujuan orang tersebut.
Kalau di dunia offline, stalking bisa berupa mengikuti seseorang secara fisik, mengintip aktivitasnya, atau sengaja berada di sekitar tempat target berada. Sedangkan di dunia online, biasanya dilakukan lewat media sosial, seperti Instagram, Facebook, TikTok, bahkan WhatsApp.
Jadi, intinya stalking itu bukan sekadar kepo biasa, tapi sudah masuk tahap yang bikin orang yang “diintai” merasa nggak nyaman atau bahkan terancam.
Baca juga: Pengertian Cyberbullying: Ancaman Nyata di Dunia Digital
Jenis-Jenis Stalking
Biar lebih paham, stalking bisa dibagi menjadi beberapa jenis:
1. Offline Stalking
- Mengikuti seseorang ke rumah, tempat kerja, atau tempat nongkrongnya.
- Sengaja muncul di lokasi yang sama secara berulang tanpa alasan jelas.
- Mengamati aktivitas target secara diam-diam.
2. Online Stalking (Cyberstalking)
- Mantengin semua aktivitas target di media sosial.
- Scroll sampai postingan lama dan meninggalkan jejak like atau komentar.
- Menggunakan akun palsu untuk memata-matai.
- Mengirim pesan terus-menerus meskipun sudah diabaikan.
3. Combination Stalking
- Gabungan dari offline dan online. Misalnya, mencari info target di media sosial, lalu mendatangi tempat yang dia kunjungi di dunia nyata.
Tanda-Tanda Kamu Sedang Di-Stalking
Kadang kita nggak sadar kalau sedang diintai, apalagi kalau stalkernya pintar “bermain aman”. Tapi ada beberapa tanda yang bisa bikin kamu curiga:
- Ada orang yang selalu muncul di tempat yang sama denganmu.
- Akun media sosial kamu sering dilihat orang yang sama terus-menerus.
- Kamu menerima pesan atau komentar dari akun yang tidak dikenal tapi tahu banyak tentang dirimu.
- Ada orang yang sering mengulik masa lalu atau foto-foto lama kamu.
- Kalau tanda-tanda ini muncul terus, mungkin kamu sedang jadi “target” stalking.
Kenapa Orang Melakukan Stalking?
Alasannya bisa beragam, mulai dari yang kelihatannya sepele sampai yang cukup serius:
- Rasa suka berlebihan (fanatik atau jatuh cinta tapi obsesif).
- Balas dendam atau rasa benci.
- Rasa penasaran tinggi yang nggak terkendali.
- Masalah psikologis seperti obsesi, kecemasan, atau paranoia.
Dampak Stalking
Buat korban, stalking jelas nggak menyenangkan. Dampaknya bisa meliputi:
- Rasa tidak aman setiap kali keluar rumah atau membuka media sosial.
- Gangguan mental seperti cemas, stres, atau trauma.
- Hilangnya privasi karena semua informasi pribadi terasa “terbuka”.
- Bahkan, kalau sudah parah, stalking bisa berujung ke ancaman fisik atau tindakan kriminal.
Cara Menghindari dan Mengatasi Stalking
Kalau kamu merasa sedang di-stalking, ini beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Perkuat privasi media sosial: Kunci akun, batasi siapa yang bisa melihat postingan, dan hapus informasi sensitif.
- Jangan membalas interaksi dari stalker: Mengabaikan bisa mengurangi motivasi mereka.
- Catat semua bukti: Screenshot chat, simpan bukti, atau catat kejadian untuk laporan.
- Bicarakan ke orang terdekat: Minta bantuan teman atau keluarga untuk memantau situasi.
- Laporkan ke pihak berwenang: Kalau stalking sudah mengancam keselamatan, segera laporkan.
Kesimpulan: Stalking memang sering dianggap hal kecil, apalagi di media sosial. Tapi kalau dibiarkan, bisa berdampak besar pada mental dan keamanan seseorang. Jadi, penting banget untuk menjaga privasi, membatasi informasi pribadi yang dibagikan, dan berani mengambil tindakan kalau merasa diintai.
Karena di era digital ini, batas antara “penasaran” dan “mengganggu” itu tipis banget. Kepo boleh, tapi jangan sampai berubah jadi stalking yang bikin orang nggak nyaman.